Movie Review Frybread Face and Me (2023)

Movie Review Frybread Face and Me (2023)


Frybread Face and Me (2023) adalah film menawan dan menyentuh hati yang mengeksplorasi tema identitas, keluarga, dan budaya melalui sudut pandang dua sepupu muda Navajo. Benny (Keir Tallman) adalah anak laki-laki berusia 11 tahun dari San Diego yang dikirim untuk menghabiskan musim panas bersama neneknya (Sarah H. Natani) di reservasi di Arizona, di mana dia bertemu dan menjalin ikatan dengan sepupunya Fry (Charley Hogan ), yang diberi julukan sesuai dengan makanan favoritnya. Bersama-sama, mereka belajar tentang warisan mereka, nenek moyang mereka, dan diri mereka sendiri, sambil bersenang-senang dan mendapat masalah.


Movie Review Frybread Face and Me (2023)


Film ini merupakan gambaran yang menyegarkan dan otentik tentang masyarakat Navajo dan cara hidup mereka, tanpa menggunakan stereotip atau klise. Film ini menampilkan keindahan dan keberagaman Bangsa Navajo, serta tantangan dan perjuangan yang mereka hadapi. Film ini juga menyentuh sejarah dan trauma masyarakat Navajo, seperti Long Walk dan pesantren, serta pengaruhnya terhadap generasi sekarang.


Movie Review Frybread Face and Me (2023)


Film ini didorong oleh penampilan dua pemeran utama muda yang memiliki chemistry alami dan dapat dipercaya. Tallman dan Hogan sama-sama pendatang baru, namun mereka menampilkan penampilan yang mengesankan dan bernuansa yang menangkap emosi dan kepribadian karakter mereka. Tallman menggambarkan Benny sebagai anak laki-laki pemalu dan penasaran yang awalnya enggan menerima identitas Navajo-nya, namun lambat laun tumbuh untuk menghargai dan menghormatinya. Hogan menggambarkan Fry sebagai anak laki-laki cerdas dan suka berpetualang yang bangga dengan budayanya, namun juga mendambakan lebih banyak peluang dan pengalaman di luar reservasi. Pemeran pendukungnya, antara lain Martin Sensmeier sebagai ayah Fry (Marvin), Kahara Hodges sebagai bibi Benny (Lucy), dan Jeremiah Bitsui sebagai paman Benny (Roger), juga memberikan penampilan yang solid dan berkesan.


Movie Review Frybread Face and Me (2023)


Film ini ditulis dan disutradarai oleh Billy Luther, seorang pembuat film Navajo dan rekan Sundance Institute. Luther sangat memperhatikan detail dan selera humor yang hangat, dan dia masukkan ke dalam film. Dia juga memiliki hubungan pribadi dengan cerita tersebut, karena dia mendasarkannya pada pengalamannya sendiri yang menghabiskan musim panas bersama neneknya di reservasi. Pengarahan Luther penuh percaya diri dan meyakinkan, karena ia menyeimbangkan drama dan komedi film, serta menciptakan suasana yang realistis dan mendalam. Film ini juga disempurnakan dengan sinematografi Peter Simonite, yang menangkap pemandangan menakjubkan dan warna tanah Navajo, serta musik Ryan Beveridge, yang memberikan musik yang pas dan mengharukan.


Movie Review Frybread Face and Me (2023)


Frybread Face and Me adalah film menyenangkan dan menyentuh yang merayakan budaya Navajo dan ikatan antar saudara sepupu. Ini adalah film yang akan membuat Anda tertawa, menangis, juga belajar, dan merupakan film yang pantas untuk dilihat dan diapresiasi oleh khalayak ramai.




Movie Review Frybread Face and Me (2023)

Genres: Drama

Release Date: 24 November 2023

IMDb tt13365482 (source)

Post a Comment for "Movie Review Frybread Face and Me (2023)"